Rahim Pengganti

Bab 192 "Kepergian Arsen"



Bab 192 "Kepergian Arsen"

0Bab 192 "Kepergian Arsen"     
0

Setiap makhluk hidup pasti akan saling mencintai satu dengan yang lainnya ketulusan cinta akan terukir untuk selama lama nya. Begitu juga dengan kedua orang yang sudah mencintai bahkan naik turun nya kehidupan kedua nya lalui untuk mencapai ke titik seperti ini. Manusia hanya bisa berencana namun, Tuhan tidak pernah salah memutuskan takdir yang menjadi suratan di setiap kehidupan.     

Baru lah kemarin kebahagiaan bertumbuh di dalam hati mereka semua namun, saat ini sebuah kecelakaan maut merenggut nyawa seseorang yang begitu disayangi.     

Mulut masih belum sempat untuk mengatakan apa yang diinginkan tapi takdir Tuhan yang menentukan semuanya. Kabar mengejutkan tersebut benar-benar membuat semua orang terpukul bahkan banyak orang yang tidak percaya dengan hal yang terjadi.     

Pagi ini dunia terguncang oleh berita duka tersebut Seorang anak laki-laki harus meregang nyawa ketika menjadi sasaran empuk dari orang-orang yang tidak tahu malu.     

Arsen menjadi sasaran oleh sebuah geng motor pagi ini ketika diri nya ingin pergi ke sekolah orang orang itu mengira bahwa Arsen adalah sosok orang yang mereka cari namun, ketika nyawa nya sudah tidak ada lagi nyatanya mereka salah orang.     

Dira terdiam hanya gadis itu tidak tahu harus berbuat apa airmata sudah mengalir begitu deras sungguh baru kemarin mereka bertemu dan baru kemarin mereka merencanakan sesuatu hal yang lebih indah namun, kenapa saat ini dia pergi lebih dulu meninggalkan semua kenangan.     

"Ra Lo mau ikut ke rumah Arsen nggak?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Mira langsung direspon oleh Dira dengan anggukan kepala gadis itu akan pergi, pergi menemui laki laki yang begitu dirinya cintai laki laki yang berhasil membuat Dira tahu apa arti nya kebersamaan apa arti nya kebahagiaan.     

Bagas dan beberapa teman lainnya sudah meminta untuk mereka semua bersiap pergi ke rumah Arsen pihak sekolah juga memberikan izin untuk hal tersebut. Jenazah pria itu bahkan sudah ada di rumah duka, kedua orang tua arsen yang ada di luar kota langsung pulang ke rumah ketika mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan seperti ini.     

"Ra!!"     

Dira menoleh ke arah teman teman nya semua nya bisa merasakan bagaimana kehilangan Dira saat ini apalagi kemarin mereka baru saja pergi bersama namun, nyata nya pagi ini sebuah kabar yang begitu menyakitkan datang.     

Mira dan juga Ayu memberikan begitu banyak semangat kepada Dira supaya bisa lebih menerima hal seperti ini mereka tahu kabar mengejutkan ini sangat lah membuat semua orang terguncang apalagi Dira namun, mereka semua tidak akan tinggal diam semua nya akan berusaha mencari tahu siapa orang yang dengan tega merenggut nyawa Arsen.     

"Gue yang bakalan seret orang itu dan membayar semua hal yang sudah dirinya lakukan kepada Arsen. Temen gue itu adalah orang baik nggak pernah ada musuh, bahkan tidak ada yang bermasalah dengan Arsen semua karena orang tahu bagaimana sikap Arsen selama ini. Dan gue bakalan hancurkan semua orang yang sudah membuat arsen pergi untuk selama nya."     

Terlihat dengan sangat jelas bagaimana raut wajah mereka bertiga amarah yang begitu memuncak benar benar membuat siapa saja yang melihat mereka akan tahu bahwa Bagas, Aris, dan juga Kafa saat ini benar benar tidak terima dengan apa yang sudah terjadi.     

Kafa yang terkenal dengan seseorang yang akan baik baik saja dan tidak akan mudah terpancing kali ini berubah menjadi sosok pria yang begitu menyeramkan bahkan Kafa sendirilah yang akan memimpin pasukan untuk mencari siapa orang tersebut.     

***     

Sudah tidak ada lagi air mata yang bisa mengalir semua nya sudah berbeda rasa nya saat ini begitu sesak hanya keterdiaman yang dilakukan oleh Dira di depan gundukan tanah yang masih basah sosok pria yang begitu perbeda. Arsen baru saja dikebumikan semua orang menangis bahkan kedua orang tuanya pun juga rasa nya begitu berat mendapatkan kabar bahwa anak yang baik baik saja tiba tiba harus menjadi korban brutal orang lain.     

Mama Arsen lalu mendekat kearah Dira wanita yang masih terlihat begitu cantik tersebut langsung saja memeluk erat Dira. Wanita itu tahu siapa Dira harus tidak pernah sedikitpun lupa bercerita dengan semua yang pernah terjadi bahkan semalam ketika diri nya pergi dan mengenal apa itu sastra dialah orang yang selalu disebut sebut oleh Arsen.     

"Arsen selalu bercerita tentang Kamu setiap detik nya selalu ada kamu semoga kita semua bisa melalui hal ini maukah kamu menjadi anak mama menjadi seseorang yang begitu Mama sayangi seperti mama menyayangi Arsen."     

Dira terdiam gadis itu menatap dengan lekat ke arah mata dari wanita yang diri nya kenal sebagai ibu dari seorang anak laki laki, wanita yang berusaha terlihat kuat namun, nyata nya juga menyimpan begitu banyak luka wanita yang berusaha untuk bisa selalu tersenyum meskipun dia tahu saat ini hati nya akan begitu teriris dengan semua hal yang terjadi.     

Semua orang sudah pergi dari tempat tersebut saat ini kisah Dira seorang diri wanita itu duduk di dekat makam arsen tangan nya menyentuh batu nisan tersebut. Air mata nya lalu lantah turun kembali ketika tidak ada satu orang pun yang berada di sana. Saat ini Dira benar benar tidak tahu harus mengungkapkan apa dirinya bingung semua terjadi begitu cepat bahkan dia tidak pernah menyangka bahwa hal semua nya yang begitu menakutkan ini bisa terjadi pada diri nya.     

"Kenapa kamu pergi begitu cepat bukan nya kamu ingin belajar banyak hal tentang sastra bukan nya kemarin kamu mengatakan ingin mempelajari begitu detail bahkan kamu begitu yang bersemangat untuk mengetahui setiap hal tentang sastra. Tapi kenapa kali ini kamu pergi bahkan sampai kamu meninggalkan semua nya apa salah aku hingga takdir ini merenggut kebahagiaan ku selalu. Beberapa bulan lalu kakakku Gaby pergi meninggalkan aku seorang diri, dan saat ini kamu juga ikut pergi bahkan tanpa kata sedikitpun yang terucap, Arsen bahagialah disana aku disini juga akan bahagia. Terima kasih untuk semua hal yang pernah terjadi kamu adalah sosok orang yang begitu itu membuat aku bahagia." Setelah selesai mengatakan hal tersebut Dhira lalu beranjak dari tempat nya, saat Dhira akan berbalik tanpa sadar sosok yang sejak tadi ada di dekat nya dengan senyum yang begitu lebar.     

Dira lalu masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan pemakaman rasa nya begitu sesak namun, air mata yang sudah mengalir saat ini sudah kering bayangan ketika mereka pergi bersama benar benar membuat Dira sulit melupakan hal tersebut.     

Diri nya hanya diam ketika para teman teman nya berusaha mengajak Dira berbicara cara berusaha mengajak wanita itu untuk bisa membuka mulut nya namun, lagi dan lagi hal tersebut tidak akan mungkin terjadi semua hal tersebut karena memang Dira saat ini masih benar benar terpukul dengan apa yang terjadi.     

***     

Kematian adalah hal yang begitu sangat sulit untuk disesali karena setiap orang akan memiliki fase di mana diri nya akan pergi meninggalkan dunia yang begitu fana ini namun, cara seseorang untuk pergi benar benar tidak ada yang tahu bahkan diri nya sendiri pun akan sulit merasakan hal tersebut.     

Terdiam di dalam kamar menatap kearah buku yang menjadi sarana terakhir kedua nya bersama sudah 3 hari lamanya Arsen pergi meninggalkan mereka. Bahkan rasanya semua itu berlalu begitu cepat Dira tidak pernah tahu jika kehilangan kali ini sangat membekas begitu berat.     

Bayangan diri nya bersama dengan arsen terus saja berputar di kepalanya bahkan bila merasakan bahwa sosok itu seolah ada disamping nya setiap kali diri nya membayangkan kan orang tersebut.     

Suara pintu terbuka tidak membuat Dhira terganggu pandangan nya gadis itu tetap menatap ke arah depan terlihat dengan sangat jelas bahwa diri nya begitu tidak tahu harus berbuat apa.     

"Sayang ayo kita turun dulu ya kamu belum sarapan pagi ini." Sudah berulang kali Gina masuk ke dalam kamar sang anak dan mengajak Dhira untuk keluar dari kamar nya namun tetap saja gadis itu enggan untuk meninggalkan kamar tersebut dan lebih memilih untuk berada di sana.     

Dia Lalu menoleh kearah sang Bunda terlihat dengan sangat jelas raut wajah kesedihan dari Gina gadis itu lalu memeluk begitu erat, sang ibu dirinya juga mengusap punggung anaknya dengan begitu penuh kasih sayang Gina tahu bagaimana rasa kehilangan dua orang sekaligus apalagi hubungan kedua nya baru saja akan membaik. Namun, takdir dan garis kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan berbeda kedua nya tidak bisa bersama.     

Mereka berdua lalu keluar dari dalam kamar saat ini semua nya sedang berusaha untuk membuat senyum di bibir Dira kembali bangkit Dafa juga meminta untuk Samantha dan juga Kevin untuk bermain di rumah mereka supaya ya di ra bisa ikut bersama.     

"Putri Baba terlihat begitu cantik sekali hari ini ayo duduk nak kita sarapan dulu nanti setelah itu Baba mau ngajak Dira jalan jalan." Mendengar ucapan tersebut membuat Dira hanya mampu membalas dan merespon dengan anggukan kepalanya saja, gadis itu lalu makan dalam diam tidak ada percakapan yang sering terjadi sebelumnya hanya kesunyian yang terjadi.     

Setelah selesai sarapan pagi di ra mengira bahwa sang Baba akan mengajar dirinya duduk di halaman rumah saja namun nyatanya tidak seperti itu itu saat ini kedua orang tersebut sedang berkeliling di halaman komplek. Dafa sesekali menoleh kearah sang anak terdengar helaan yang begitu berat hingga mereka tiba di sebuah bangku taman. Daffa lalu mengajak sang anak untuk duduk di tempat tersebut.     

Kedua anak dan ayah tersebut saling melempar cerita satu dengan yang lainnya bahkan Dafa juga meminta sang anak untuk membuka hati nya berbicara mengenai apa yang terjadi nafas berat terdengar dengan sangat jelas lalu menatap ke arah depan pantangan Daffa tidak pernah lepas dari sosok sang anak.     

Dira mulai berbicara membahas begitu banyak hal yang bahkan Daffa pun juga tidak tahu mengenai hal itu keduanya saling bertukar pikiran membahas satu dengan yang lainnya Daffa akhir nya tahu bagaimana perasaan Dira saat ini ketika gadis itu harus kehilangan sang kakak namun, saat ini diri nya juga harus kehilangan sosok pria yang begitu menyayanginya.     

"Kamu tenang saja geng motor yang dengan sengaja menyerang arsen semuanya sudah masuk ke dalam bumi kemarin Baba sudah meminta salah satu polisi militer untuk mencari tahu hal tersebut dan yang mengejutkan adalah benar mereka salah sasaran. Mereka mengira bahwa saat itu adalah ketua gen yang harus dihancurkan namun nyatanya salah bukan dia orang yang harus mereka hancurkan."     

Jantung kira berdetak dengan sangat kencang ketika dirinya mendengarkan hal tersebut satu demi satu bahkan dia tidak pernah menyangka jika ada orang yang lebih brutal dari binatang. Dafa tahu bahwa saat ini raut wajah anak nya terlihat dengan sangat jelas bahwa Dira begitu kecewa dengan semua hal yang terjadi. Namun, diri nya juga berpikir bahwa semua hal tersebut adalah suatu takdir yang Tuhan berikan kepada semua orang.     

***     

Setelah pulang dari jalan pagi bersama saat ini Dira sedang bersiap menuju ke makam Arsen hal yang seringkali dilakukan nya selama beberapa hari ini bagi Dira sosok pria tersebut adalah orang yang luar biasa bahkan dirinya tidak akan pernah bisa melupakan orang tersebut.     

Kali ini harga yang menjadi teman dirinya untuk pergi ke sana biasanya Dira akan pergi seorang diri namun kali ini tidak entah kenapa akan merasa dan hal yang tidak enak sehingga dirinya akhirnya mengikuti sang kakak untuk pergi ke tempat tersebut.     

"Ayo!" Dira merespon ajakan tersebut dengan menganggukkan kepalanya dan mulai berjalan menuju mobil yang sudah siap di depan rumah. Sejak kejadian hal tersebut Baba Daffa benar benar meminta sang anak untuk terus berhati hati karena mereka masih belum mengetahui motif tersebut benar benar salah sasaran atau ada motif lain.     

Karena kalaupun mereka salah sasaran tidak akan mungkin serabi tersebut itulah yang membuat Daffa dan juga kedua orang tua arsen curiga, mereka yakin bahwa ada dalang yang tidak senang dengan anak nya.     

Itulah kenapa penjagaan seluruh teman teman Dira dan juga akson dilakukan begitu intens bahkan Arka dan juga Samantha serta Kevin pun mendapatkan hal seperti tersebut.     

Tak membutuhkan banyak waktu mereka semua lalu telah sampai dimakan Arsen ada hal aneh yang mampu Dhira mengerutkan dahi nya ketika dir inya datang ke tempat tersebut. Makam tersebut terlihat sangat kacau bahkan bunga-bunga yang biasa nya adapun saat ini tidak ada di tempat nya dan hal itu membuat Arka siap untuk berhati hati.     

"Kakak tetap bersikap tenang Jangan panik semua akan baik baik saja aku akan mengirim pesan kepada om dan tante serta Baba saat ini kakak lebih baik berdoa saja untuk Bang Arsen." Dira mengangkat kepala nya ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh adik nya tersebut gadis itu lalu duduk di pusaran tempat makam Arsen dan mulai merapikan makam tersebut.     

Tidak membutuhkan begitu banyak waktu Dira dan juga Arka sudah beranjak dari tempat tersebut kedua nya lalu masuk ke dalam mobil saat akan melihat ke arah samping dirinya melihat sosok bayangan yang berada di balik pohon.     

Arka yang tahu langsung menganggukan kepala nya keduanya lalu masuk ke dalam mobil yang meninggalkan area pemakaman umum tersebut. Selama di perjalanan tak henti henti nya Arka memperhatikan sang kakak, anak laki laki itu tahu apa yang saat ini sedang dipikirkan oleh Dira.     

***     

Akhir semester akhirnya tiba dan semua orang sedang mempersiapkan ujian yang akan dilaksanakan beberapa pekan lagi tidak ada hal spesial yang dilakukan oleh Dira dirinya hanya bersikap biasa-biasa saja tidak ada hal yang sering dilakukan olehnya seperti dulu. "Aku ingin kerja kelompok Mau nggak? Soalnya lagi kita kan mau naik ke kelas 12 jadi lebih banyak materi yang harus kita pelajari gimana kalian mau tidak kalau kita mengajarkan kerja kelompok," ajak Ayu. Mereka lalu merespon ucapan yang disampaikan oleh Ayu dengan sebuah anggukan kepala, mereka lalu mulai mengatur ke tempat siapa saja untuk melakukan kerja kelompok.     

Ayu begitu bersemangat ketika rumahnya ditunjuk untuk pertama kali. Tidak ada orang lain yang menolak jika harus pergi ke rumah Ayu. "Oke berhubung ini yang pertama adalah rumah aku maka besok kita semua akan belajar bersama di rumah aku tidak ada yang menolak. Bagas kamu jangan sibuk main basket terus kamu juga harus belajar untuk ujian." Ucapan yang dilontarkan oleh Ayu benar-benar membuat mereka semua langsung tertawa dengan begitu bahagia. Upaya Bagas untuk mendekati Ayu benar benar terjadi pria itu langsung menyatakan cintanya kepada Ayu ketika mereka jalan bersama.     

Seperti gayung bersambut Ayu menerima pengakuan cinta yang dilakukan oleh Bagas namun, ada seorang gadis yang begitu sakit hati dengan apa yang terjadi. Tapi meskipun hal tersebut terjadi diri nya tidak mau merusak hubungan Ayu dan juga Bagas. Dia berusaha untuk saling menghargai Setiap keputusan yang dilakukan oleh kedua orang tersebut, Dira yang mengetahui hal tersebut mengacungkan jempol nya bawa sama sahabat bisa lebih menerima hal tersebut.     

Bel sekolah sudah berbunyi Semua orang saat ini sedang bersiap untuk segera pulang ke rumah masing masing terlebih juga dengan Dira sopir yang sudah datang pun sudah berada di ruangan parkir sekolah. Melihat hal tersebut membuat Dira langsung saja masuk ke dalam mobil, "Bunda yang jemput aku?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Dira ketika melihat sang Buna berada di dalam mobil dengan senyum yang begitu mengembang.     

Gina lalu membalas ucapan pertanyaan yang dilontarkan oleh sang anak dengan anggukan kepala nya wanita itu lalu menceritakan maksud serta tujuan nya ke apa diri nya yang mencampur kedua anak nya.     

Wanita baru tersebut lalu bertanya bagaimana keadaan sekolah sembari menunggu kedatangan Arka yang masih berada di dalam kelas nya.     

"Seperti yang Buna lihat semuanya baik baik saja oh ya besok aku sama teman teman yang lain mau aku ingin kerja kelompok untuk persiapan ujian sekolah."     

Gina merespon dengan sebuah anggukan kepala wanita itu juga mengatakan kepada diri nya untuk terus berusaha mengejar semua hal yang menjadi impian nya, tak lama Arka lalu masuk ke dalam mobil terlihat dengan sangat jelas raut wajah anak laki laki itu cemberut hal tersebut membuat Gina lalu bertanya kepada sang anak. Arka lalu menjelaskan kenapa dirinya memasang wajah seperti itu semua terjadi karena minggu depan akan diadakan ujian sebelum ujian utama sekolah di lakukan hal tersebut membuat Arka tidak suka karena diri nya akan menghabiskan waktu berada di dalam kamar.     

Mendengarkan penuturan yang disampaikan oleh sang anak membuat Gina tersenyum dengan sangat tipis wanita itu lalu mengatakan kepada Arka untuk siap siap belajar dan memberikan hasil yang baik.     

Mobil tersebut Lalu meninggalkan area sekolah Gina akan mengajak kedua anaknya untuk pergi ke rumah sang mertua. Hari ini Ibu Sri meminta Gina dan juga Dira serta Arka untuk datang ke rumah nya hal tersebut, karena Ibu Sri ingin memberikan beberapa hal untuk kedua cucu nya tersebut.     

"Kita bakalan ke rumah eyang Sri ya tadi pagi yang minta bunda untuk mengajak kalian ke rumah nya," ucap Gina.     

Mendengar hal tersebut membuat Arka begitu bahagia karena jika mereka pergi ke rumah kedua orangtua Daffa maka apapun yang diinginkan oleh anak laki laki tersebut semua nya akan diberikan oleh sang eyang.     

Sebagai cucu laki laki satu satu nya membuat Arka benar benar diperlakukan dengan sangat istimewa hal itu terlihat ketika pertama kali diri nya lahir meskipun bukan hanya kepada Arka saja perhatian itu diberikan.     

"Nanti juga ada Om Dewa dan juga tante indah bersama dengan Samantha kita mau makan malam bersama," ucap Gina. Kedua anak itu hanya merespon dengan menganggukan kepala nya lalu tidak ada lagi ucapan yang terdengar dari mereka, suara mesin mobil dan juga musik yang diputar oleh Arka di dalam mobil.     

***     

Semua orang sudah berkumpul di ruang tamu tidak ada terkecuali yang tidak datang malam ini nyatanya bukan hanya keluarga Daffa dan juga Dewa saja yang datang melainkan ada beberapa keluarga lain nya.     

Duduk di ruang tamu dengan posisi saling melempar cerita satu dengan yang lain nya membuat Dira begitu bosan berada di tempat tersebut, gadis itu lalu beranjak dari tempat duduk nya dan pergi ke halaman belakang.     

Rumah bapak Joyo sudah dibangun dengan begitu indah semua dilakukan untuk membuat seluruh keluarga menjadi nyaman berada di tempat tersebut kolam renang yang begitu luas dengan taman bunga yang tak jauh luas nya seperti kolam. Banyak sekali bunga yang ditanam oleh Ibu Sri di taman belakang dan hal itu membuat Dira begitu senang berada di sana.     

"Kamu apa kabar ternyata kehilangan dirimu adalah hal yang begitu tidak aku inginkan, banyak hari hari yang kita lakukan bersama namun, aku kira semuanya bisa kembali terukir dengan begitu indah. Tapi nyata nya tidak kamu pergi meninggalkan semua kenangan yang baru saja kita ukir bersama." Dira menarik nafasnya dengan begitu panjang lalu menghembuska nnya dengan sangat pelan, gadis itu masih mengingat dengan sangat jelas bagaimana orang yang begitu spesial di dalam hidupnya harus pergi untuk selama lama nya.     

Seseorang yang berada di belakang Dira lalu berjalan mendekati gadis itu dan mencoba duduk di samping nya dengan senyum yang begitu mengembang, "Sudah lama kita tidak pernah bertemu kamu apa kabar nya?" Mendengar ucapan tersebut membuat Dira lalu menoleh ke arah samping, gadis itu terkejut dengan kedatangan seorang pria yang tak asing bagi nya.     

Bukannya menjawab pertanyaan pria tersebut Dira malahan beranjak dari tempat itu saat ini dirinya benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk pria yang tadi bertanya kepada dirinya dan saat ini masih duduk di tempat tersebut.     

##     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.